CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Wednesday, September 26, 2012

Cara Meningkatkan Kecerdasan Anak

Cara Meningkatkan Kecerdasan Anak

15 hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu meningkatkan kecerdasan intelektual anak, antara lain:

1. Sediakan sarapan sehat setiap pagi

Menurut penelitian yang dilakukan di Ulm University, Jerman, pelajar yang mengawali hari dengan sarapan pagi setiap harinya, memiliki memori yang tajam dan lebih waspada dibandingkan dengan pelajar lain yang melewatkan sarapan pagi.

Sebuah studi dari Inggris juga menemukan bahwa sarapan yang kaya karbohidrat kompleks membantu anak-anak mempertahankan kinerja mental, khususnya mempengaruhi perhatian dan memori.

Berikan sarapan sehat seperti buah, sereal gandum, susu rendah lemak dan makanan kaya protein seperti kacang-kacangan dan telur agar anak mendapatkan sumber utama bahan bakar yang dibutuhkan otak.

2. Berikan beberapa pertanyaan untuk memancing ide anak

Tanyakan kepada anak beberapa pertanyaan, seperti bagaimana harinya di sekolah, atau dimana liburan terbaik menurutnya. Hal ini akan mendorong anak Anda untuk memikirkan ide-ide baru yang dapat membantu menciptakan hubungan saraf baru di otak.

3. Bangun suasana keluarga yang hangat

Penelitian menunjukkan bahwa suasana emosional yang hangat dan stabil sangat penting untuk perkembangan fungsi kognitif dan ketrampilan anak. Sebaliknya, anak-anak dengan orang tua yang keras memiliki risiko yang lebih besar terhadap masalah ketrampilan.

4. Memprioritaskan jam tidur anak

Jika anak Anda tidak memiliki waktu yang cukup untuk tidur, dirinya mungkin akan kehilangan kemampuan otak yang berharga.

Tidur mempengaruhi setiap aspek fungsi kognitif anak, termasuk perhatian, memori, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak yang tidak mendapatkan cukup tidur lebih mungkin untuk berperilaku buruk di sekolah dan kesulitan memusatkan perhatian pada pelajaran.

Tetapkan waktu tidur yang konsisten dan waktu bangun untuk anak Anda, matikan TV, komputer atau perangkat lain dua jam sebelum anak berangkat tidur.

5. Penuhi asupan asam lemak omega-3 pada anak

Asam lemak omega-3 bermanfaat bagi otak dengan mengaktifkan area otak yang berpotensi mendorong peningkatan perhatian, memori dan aspek kognitif lainnya.

Berikan suplemen minyak ikan dan beberapa makanan lain yang diperkaya oleh asam lemak omega-3 dan DHA.

6. Ajak anak berolahraga

Aktivitas fisik yang teratur bermanfaat terhadap kesehatan secara keseluruhan dan juga fungsi otak.

Sebuah penelitian terbaru di Medical College of Georgia di Augusta menemukan bahwa ketika anak-anak yang kelebihan berat badan pada usia 7 sampai 11 dan berolahraga selama 20 atau 40 menit sehari, mengalami perbaikan fungsi kognitif otak setelah 13 minggu.

Hal tersebut terjadi karena gerak mengaktifkan daerah penting di otak yang mempengaruhi daya pikir anak. Ajak anak untuk melakukan olahraga pilihannya atau ajaklah anak bersepeda secara rutin.

7. Kenalkan permainan edukatif pada anak

Permainan seperti teka-teki membutuhkan ketrampilan, strategi dan memori otak untuk menyelesaikannya. Bermain permainan yang edukatif dapat membantu otak anak Anda menjalin hubungan saraf baru.

8. Batasi waktu anak menonton TV

Terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk menonton TV dan bermain video game telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kelebihan berat badan, makan makanan tidak sehat dan hal lainnya yang berhubungan dengan masalah kesehatan.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa siswa yang menghabiskan lebih banyak waktu menonton TV selama minggu, tidak dapat menunjukkan kemampuan terbaiknya di sekolah.

American Academy of Pediatrics merekomendasikan untuk membatasi waktu menonton TV maksimal dua jam per hari.

9. Sediakan camilan sehat untuk anak

Makanan ringan dapat memberikan tambahan asupan pada otak, tetapi tergantung pada konten gizinya.

Para peneliti di University of Southern California Institute for Prevention Research menemukan bahwa kemampuan fungsi kognitif anak berhubungan negatif dengan asupan makanan ringan yang tinggi kalori dan berhubungan positif dengan asupan buah dan sayuran.

Anak-anak yang kurang makan tidak memiliki nutrisi yang tepat untuk perkembangan otak, sehingga penuhi kebutuhan makanan anak dengan emnyediakan makanan ringan yang sehat.

10. Ajak anak berlatih memainkan alat musik

Peneliti dari Perancis menyatakan bahwa pelatihan musik selama 6 bulan saja dapat mempengaruhi kemampuan kognitif anak.

Kemampuan membaca anak meningkat dan anak menjadi mudah menangkap arah pembicaraan orang lain. Pelatihan musik juga mendorong pengembangan saraf yang tercermin dalam pola tertentu dari gelombang otak.

11. Berikan asupan vitamin melalui buah dan sayuran

Buah dan sayuran yang sarat akan kandungan vitamin dan mineral dapat meningkatkan kesehatan phytochemical. Buah dan sayuran juga kaya antioksidan, yang melawan radikal bebas dan melindungi perkembangan otaknya.

Dalam studi di University of Southampton di Inggris menemukan bahwa anak yang mengonsumsi sayuran dan buah-buahan memiliki skor IQ lebih tinggi baik secara keseluruhan maupun verbal.

12. Bantu anak mengatasi stres

Stres pada anak dapat mengganggu fungsi otaknya. Dalam sebuah penelitian terhadap anak-anak usia 9 sampai 12 tahun, para peneliti di University of Malaga di Spanyol menemukan bahwa anak yang merasa stres memiliki hasil ujian yang melibatkan kecepatan memori dan perhatian yang lebih buruk daripada anak-anak yang tidak stres.

Jika anak Anda cemas tentang suatu hal, ajak anak berkomunikasi dan selesaikan masalah yang dialamai anak bersama. Ajak anak melakukan hal-hal yang menyenangkan agar terhindar dari stres.

13. Kurangi kebisingan

Penelitian yang dilakukan di University of London menemukan bahwa anak-anak yang tinggal di lingkungan yang bising akan kesulitan dalam memahami buku yang dibacanya.

Sementara itu, peneliti dari Kyoto University di Jepang menemukan bahwa anak-anak yang secara konsisten terkena kebisingan memiliki nilai yang lebih rendah pada tes memori.

Jika lingkungan rumah Anda rentan dengan kebisingan eksternal, lakukan langkah-langkah seperti memasang jendela ganda, tirai yang berat dan alat peredam kebisingan.

14. Biarkan anak Anda mengakrabkan diri dengan alam

Menghabiskan waktu di luar rumah dapat meningkatkan fungsi otak anak Anda, terutama perhatian, konsentrasi, kontrol impuls dan memori.

Alam tampaknya meremajakan otak dengan memberikan kesempatan pada mental otot untuk beristirahat.

Biarkan anak bermain-main di alam setidaknya selama 20 menit sehari. Anak dapat menghabiskan waktu di alam dengan membaca buku di taman, bersepeda di jalanan yang ditumbuhi pepohonan, dan bermain sepak bola.

15. Rapikan rumah Anda

Keadaan rumah yang berantakan dan tidak teratur mengarah pada pikiran yang kacau. Penelitian menunjukkan bahwa keadaan rumah yang berantakan dapat mempengaruhi fungsi intelektual anak.

Anak-anak yang berkembang dalam lingkungan yang rapi dan terstruktur, memiliki daya pikir yang lebih cemerlang dan fokus.


dikutif dari health.detik.com

Monday, September 24, 2012

Indra Ke 6

INDRA KE-6
 
Apakah sebenarnya yang disebut INDRA KE-6? Beradasarkan pelajaran biologi yang kita terima di sekolah manusia hanya memiliki 5 indra, yaitu: indra pelihat (mata), indra pendengar (telinga), indra penciuman (hidung), indra pengecap (lidah) dan indra perasa (kulit). Kelima indra ini adalah alat yang kita pakai untuk memastikan bahwa sesuatu itu benar-benar ada dan kita dapat memverifikasi dan mengidentifikasinya secara ilmiah. Misalnya, kita mengatakan bahwa gula itu manis, dan kita mengetahuinya melalui indra pengecap, dan hal ini dapat diverifikasi dan diidentifikasi secara ilmiah, dsb.
Akan tetapi ada hal-hal tertentu yang terjadi yang kadang-kandang tidak dapat dianalisa berdasarkan kelima indra manusia atau di luar kemampuan nalar manusia untuk memverifikasinya. Misalnya, kita memiliki perasaan yang kuat bahwa sesuatu akan terjadi di masa yang akan datang baik dalam waktu dekat maupun dalam waktu yang agak lama, dan sesuatu benar-benar terjadi. Padahal secara ilmiah kita tidak punya bukti ilmiah untuk memperkokoh perasaan kita. Bagaimana kita mengetahuinya? Kemampuan inilah yang sering disebut “intuisi” atau juga disebut ‘indra ke-enam’. Ada juga orang yang mampu membaca pikiran orang lain, mampu menemukan benda yang orang lain tidak mampu dalam keadaan normal, mampu memindahkan benda tanpa menyentuh tetapi hanya dengan tatapan, menyalakan api dengan tatapan, dll. Ada juga orang yang mampu mendengar “suara-suara” yang tidak dapat didengar oleh indra pendengaran normal. Atau kemampuan melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh orang lain dengan mata normal, dll.

Ada seorang anak yang sharing dengan saya. Setelah melihat situs saya, kekuatanpikiran.com, dia bilang begini,”pak, saya bisa mendengar suara aneh orang dari jarak 70 meter, dan bisa melihat tembus tambok, dan bisa mengetahui kalau orang sedang ngegosip tentang saya dalam jarak yang agak jauh . . . kenapa itu ya pak?” Kemudian saya bilang itu adalah kemampuan indra keenam yang sudah aktif sejak kecil. Saya juga mengenal beberapa orang yang dapat melihat mahkluk atau benda tertentu yang manusia normal tidak dapat lihat. Bahkan ada yang bisa berada di suatu tempat yang bukan tempat di bumi ini. Apakah itu? Secara ilmiah kita punya cukup bukti ilmiah untuk menjelaskannya. Sehingga banyak orang yang memilih untuk tidak percaya dan mengatakan bahwa orang tersebut mengalami gangguan jiwa atau mengada-ada.

Sesungguhnya kemampuan yang sering dikategorikan “supernatural” itu memang ada. Dan kemampuan seperti inilah yang sering disebut kemampuan indra ke-6 (sixth sense) atau intuisi (intuition).
Pada zaman modern ini indra ke-6  disebut juga ESP (Extra Sensory Perception). Jadi, istilah indra ke-6, intusi, dan ESP memiliki arti yang sama.
Pertanyaan berikut yang perlu dibahas adalah: Siapa saja yang memiliki indra ke-6? Mungkin anda sudah pernah menonton, melihat atau mempunyai rekan atau saudara yang memiliki kemampuan yang biasanya dikategorikan kemampuan “supernatural” seperti yang sudah disinggung di atas.
Karena anggapan seperti inilah sehingga pada mulanya sebagian orang mengatakan bahwa ESP atau indra keenam hanyalah takhyul atau cerita dongeng. Tetapi sekarang kebenaran adanya indra keenam sudah dibuktikan oleh para ilmuwan dan peneliti di seluruh dunia.
Seorang ilmuwan bernama Dr. J.B. Rhine mengadakan penelitian ilmiah pertama atas ESP ini pada tahun 1930-an dan 40-an di Duke University. Hasil penelitiannya  cukup menakjubkan dunia akademis pada waktu itu, khususnya karena banyak ilmuwan yang lain sedang berlomba-lomba ingin mengkonfirmasi kebenaran adanya apa yang disebut ESP itu. Buku yang ditulisnya berjudul Extra-Sensory Perception after 60 Years menjadi buku wajib sebagai bacaan pendahuluan mata kuliah psychology di Universitas Harvard. Penelitiannya diulangi lagi di seluruh dunia sebanyak 309 kali yang melibatkan 50,000 orang dan 2 juta sesi, dan membuktikan tanpa keraguan bahwa ESP atau indra ke-6 benar-benar ada.

Pada awal abad ke 20, seorang ilmuwan terkenal bernama Albert Einstein berkata:

Pikiran intuitif adalah karunia yang mulia dan pikiran yang rasional adalah hamba yang setia. Kita telah menciptakan suatu masyarakat yang menghormati hamba dan telah melupakan karunia itu.
Nah, orang-orang yang memiliki kemampuan indra ke-6 sering disebut psychic. Pada umumnya orang menganggap bahwa indra ke-6 hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu seperti paranormal dan sejenisnya. Tetapi sesungguhnya, setelah diadakan penelitian bertahun-tahun seperti disebutkan di atas ditemukan bahwa semua manusia memiliki indra ke-6 atau ESP. Hanya saja tidak banyak orang yang tahu bagaimana mengaktifkannya dan kadar atau kekuatannya berbeda-beda pada masing-masing orang. Karena itu sudah saatnya anda untuk mengatifkan indra ke-6 anda. Dan anda akan dapati manfaat yang sangat besar dalam kehidupan anda. Anda akan memiliki instinct yang kuat, mengetahui apa yang akan terjadi, dapat mengambil keputusan yang tepat untuk suatu masalah, dalam taraf tertentu anda akan mampun mengetahui pikiran orang lain, dll.
Dengan mengikuti panduan mengaktifkan indra ke-6 dan teknologi otak khusus dengan binaural beat diharapkan anda dapat mengaktifkan potensi terpendam yang ada dalam diri anda.
Semoga bermanfaat!
www.kekuatanpikiran.com

Kegiatan Manajemen Kelas

Kegiatan Manajemen Kelas

Manajemen Kelas merupakan proses pemberdayaan sumber daya baik material element maupun human element di dalam kelas oleh guru sehingga memberikan dukungan terhadap kegiatan belajar siswa dan menagajar guru.

Dalam manajemen kelas guru melakukan sebuah proses atau tahapan-tahapan kegiatan yang dimulai dari merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi, sehingga apa yang dilakukannya merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling terkait dan dalam manajemen juga terkandung maksud bahwa kegiatan yang dilakukan efektif mengenai sasaran yang hendak dicapai dan efisien tidak menghambur-hamburkan waktu, uang dan sumber daya lainnya. Titik akhir dari kegiatan manajemen adalah tujuan dengan produktivitas kerja yang tinggi.
Kegiatan manajemen kelas meliputi dua kegiatan yang secara garis besar terdiri dari :
1.      Pengaturan Orang (siswa)
Siswa merupakan orang yang melakukan aktivitas dan kegiatan di kelas yang ditempatkan sebagai objek dari arena perkembangan ilmu pengetahuan dan kesadaran manusia, maka siswa bergerak kemudian menduduki fungsi sebagai subjek. Artinya siswa bukan barang atau objek yang hanya dikenai akan tetapi juga merupakan objek yang memiliki potensi dan pilihan untuk bergerak. Pergerakan yang terjadi dalam konteks pencapaian tujuan tidak sembarang, artinya dalam hal ini fungsi guru tetap memiliki proporsi yang besar untuk dapat membimbing, mengarahkan dan memandu setiap aktivitas yang harus dilakukan siswa serta bagaimana mengatur dan menempatkan siswa dalam kelas sesuai dengan potensi intelektual dan perkembangan emosionalnya dan siswa diberikan kesempatan untuk memperoleh posisi dalam belajar yang sesuai dengan minat dan keinginannya.

2.      Pengaturan Fasilitas
Setiap kegiatan dan aktivitas yang dilakukan guru maupun siswa dalam kelas kelangsungannya akan banyak dipengaruhi oleh kondisi dan situasi fisik lingkungan kelas. Oleh karena itu lingkungan fisik kelas berupa sarana dan prasarana kelas harus dapat memenuhi dan mendukung interaksi yang terjadi, sehingga harmonisasi kehidupan kelas dapat berlangsung dengan baik dari permulaan masa kegiatan belajar mengajar sampai akhir masa belajar mengajar. Pengaturan fasilitas merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa sehingga seluruh siswa dapat terfasilitasi dalam aktivitasnya di dalam kelas. Pengaturan fisik diarahkan untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa sehingga siswa merasa senang, nyaman, aman, dan belajar dengan baik.
Ada beberapa kegiatan yang perlu dilaksanakan oleh seorang guru dalam manajemen kelas :
1.      Mengecek Kehadiran Siswa
Siswa dilihat dari keberadaannya satu persatu terutama diarahkan untuk melihat kesiapannya dalam mengikuti proses belajar mengajar, kesiapan secara fisik terutama mental karena dengan perhatian dari awal akan memberikan dorongan kepada mereka untuk dapat mengikuti kegiatan dalam kelas dengan baik.
2.      Mengumpulkan, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan siswa
Pekerjaan yang sudah diberikan hendaknya dengan cepat dikumpulkan dan diberikan komentar singkat sehingga rasa penghargaan yang tinggi dapat memberikan motivasi atas kerja yang sudah dilakukan.
3.      Pendistribusian bahan dan alat
Jika ada alat atau bahan yang harus didistribusikan maka secara adil dan proporsional setiap siswa memperoleh kesempatan untuk melakukan praktik atau menggunakan alat dan bahan dalam proses belajarnya
4.      Mengumpulkan informasi dari siswa
Banyak informasi yang berguna bagi guru dan bagi siswa itu sendiri yang dapat diperoleh dari siswa baik yang berupa informasi tentang pribadi siswa maupun berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan siswa yang harus dan sudah dikerjakan.
5.      Mencatat data
Data-data siswa baik secara perorangan maupun kelompok yang menyangkut individu maupun pekerjaan sangat penting untuk dicatat karena akan mendukung guru dalam memberikan evaluasi akhir terhadap pencapaian hasil pekerjaan siswa.
6.      Pemeliharaan arsip
Arsip-arsip tentang kegiatan dalam kelas disimpan dan ditata dengan rapih dan dipelihara sebagai tanggungjawab bersama sehingga dapat memberikan informasi baik bagi guru maupun bagi siswa.
7.      Menyampaikan materi pelajaran
Tugas utama seorang guru adalah memberikan informasi bahan belajar yang harus dilakukan siswa dengan teratur dan dapat menggunakan berbagai media dan informasi yang ada di dalam kelas.


8.      Memberikan tugas atau PR
Penugasan adalah proses meberikan tanggungjawab kepada siswa untuk melakukan kegiatan secara mandiri dan dapat mengevaluasi kemampuan secara sendiri.

Tujuan Manajemen Kelas
Keberhasilan merupakan titik akhir dari sebuah kegiatan dan dari tujun itu juga sebagai pangkal tolak pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Keberhasilan sebuah tujuan dapat dilihat dari efektifitas dalam pencapaian tujuan itu serta tingkat efisiensi dari penggunaan berbagai sumber daya yang dimiliki. Dalam proses pengelolaan kelas keberhasilannya dapat dilihat dari tujuan apa yang ingin dicapainya, oleh karena itu guru harus menetapkan tujuan apa yang hendak dicapai dengan kegiatan pengelolaan atau manajemen kelas yang dilakukannya.
Pada umumnya manajemen kelas bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Adapun kegiatan pengelolaan fisik dan pengelolaan sosio-emosional merupakan bagian dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan belajar siswa.

Ketercapaian tujuan pengelolaan kelas menuru A.C. Wragg :
1.      Anak-anak memberikan respon yang setipal terhadap perlakuan yang sopan dan penuh perhatian dari orang dewasa. Artinya bahwa perilaku yang diperlihatkan siswa sberapa tinggi, seberapa baik dan seberapa besar terhadap pola perilaku yang
2.      Mereka akan bekerja dengan rajin dan penuh konsentrasi dalam melakukan tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuannya. Perilaku yang diperlihatkan guru berupa kinerja dan pola perilaku orang dewasa dalam nilai dan norma balikannya akan berupa peniruan dan pencontohan oleh siswa baik atau buruknya tergantung kepada bagaimana perilaku itu diperankan.

Indikator keberhasilan dalam pengelolaan kelas :
1.      Terciptanya suasana atau kondisi belajar mengajar yang kondusif
2.      Terjadinya hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa
Tujuan manajemen kelas menurut Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen (1996) sebagai berikut :
1.      Mewujudkan situasi dan kondisi kelas baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didikuntuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin
2.      Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran
3.      Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas
4.      Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individualnya.

Anak berkebutuhan khusus


Anak berkebutuhan khusus

Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetratunarungutunagrahitatunadaksatunalaraskesulitan belajargangguan prilakuanak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakanbahasa isyarat. Anak berkebutuan khusus biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususannya masing-masing. SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita, SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat ganda.
Mempersiapkan pendidikan anak berkebutuhan khusus :
1. Ciptakan lingkungan keluarga yang hangat, terbuka, komunikatif, sehingga anak merasa diterima oleh orang tua dan saudara-saudaranya. Sesering mungkin mengajak anak berdialog (tanya-jawab) untuk melatih kemampuan mengungkapkan keinginan atau pikirannya. Orang tuapun dapat lebih memahami anaknya. Mengetahui minat, kelebihan-kelebihannya, perasaan dan harapan mereka. Persdssn aman penting untuk mereka (cenderung rendah diri) menumbuhkan rasa percaya diri yang mendorongnya maju dan bersikap positif.
2. Dibutuhkan keteraturan dan kemantapan bentuk pelatihan agar anak memiliki kepercayaan yang kokoh pada diri sendiri maupun orang lain. Adanya prinsip yang teguh membuat anak berani dan tidak mudah diombang-ambingkan saat menghadapi situasi baru. Orang tua harus teguh mempertahankan hal yang dipandang baik, setia pada komitmen yang sudah dipilih. Misal, jika orang tua sepakat mendidik anak mandiri, maka jangan ada keraguan (perasaan “tidak tega”) jika melihat anak tertatih-tatih belajar melakukan tugasnya sendiri. Orang tua yang bimbang kadang-kadang memberi bantuan, di saat lain (kesal, lelah) membiarkan anak mencoba sendiri ketidakteraturan ini menciptakan keraguan anak, ia merasa tidak perlu mandiri. Anak harus diyakinkan bahwa melatihnya mandiri bukan berarti ia tidak di sayang orang tuanya.
Apa sebaiknya yang dilakukan orang tua dengan anak berkebutuhan khusus?
1. Menerima kelemahan anak dan mengatasinya sedini mungkin dengan memberi banyak rangsangan pada kemampuan lain yang bisa difungsikan menjadi kekuatannya.
2. Sering memberi kesempatan anak bersosialisasi, dan berkomunikasi dengan sebaya untuk mengekspresikan perasaan maupun emosinya.
3. Melatih gerak tubuh melalui permainan, percakapan drama. Tujuan untuk mencapai keselarasan antara pengamatan, panca indera yang berfungsi dan ekspresi verbal atau fisik.
4. Ajarkan anak peran dan tingkah laku yang diterima masyarakat, seperti tanggung jawab, mandiri, ramah.
5. Ajarkan nilai-nilai kemanusiaan (tolong-menolong, kejujuran, sportif, toleran) yang dapat dijadikan prinsip dalam dirinya dalam mengambil keputusan, jika ia memiliki prinsip yang kokoh maka ia tidak mudah dipengaruhi atau ditekan orang lain.
6. Ajarkan anak menyelesaikan masalah. Orang tua jangan mudah menyerah atau bahkan memaksanya. Berikan penjelasan dengan sabar sampai ia dapat memahaminya.
7. Ajarkan anak terlibat dalam kegiatan sosial di sekitarnya. Misal: kerja bakti, mengikuti kegiatan di mesjid, gereja, wihara, atau karang taruna; silaturahmi dengan tetangga.
8. Tumbuhkan terus rasa harga diri anak. Yaitu dengan memberi perhatian terus menerus, menerima anak apa adanya, menghargai hasil dan usaha anak. Bersikaplah tegas, tidak keras tetapi hangat. Anak yang merasa kebutuhannya diperhatikan orang tua akan lebih siap menerima dan menghargai apa yang dikatakan dan diajarkan orang tuanya.
9. Ajar anak menuangkan isi hati dan pikiran ke dalam buku harian, membuat surat, puisi, lagu atau menggambar, siapa tahu ia berbakat.
10. Ajarka anak mencintai alam melalui kegiatan yang sesuai dengan keterbatasannya misal: memelihara binatang; koleksi perangko atau gambar tentang alam; membuat diorama mini dari serangga, kulit kerang, bebatuan atau jika memungkinkan sesekali berpetualang di taman atau hutan dekat rumah. Usaha ini dapat mengarahkan anak menemukan hobinya.
11. Kecerdasan anak harus dirangsang berkembang maksimal. Jika perlu bekerjasama dengan guru atau seorang ahli.
Beberapa hal penting yang perlu diajarkan pada anak berkebutuhan khusus :
- Anak lumpuh memiliki kesulitan gerak sehingga perlu diajarkan dan dijaga agar anak terhindar dari situasi yang membahayakan jiwa anak
- Untuk memberikan kebebasan bergerak, anak tunanetra perlu diajarkan mengenal lingkungan dan gerak untuk memahami posisi dirinya maupun benda di sekitarnya. Ajarkan penggunaan alat bantu seperti tongkat, anjing pembantu, dan lain-lain.
- Bagi anak retardasi mental, ajarkan kemampuan menangkap pembicaraan atau masalah, juga cara mengekspresikan pikiran dan keinginannya. Mereka memiliki daya tangkap yang lemah jadi perlu kesabaran mengajarinya melalui cerita ajarkan mereka disiplin atau keteraturan.
Anak tunarungu memiliki cara berpikir seperti anak normal, hanya saja mereka mendengar dengan mata dan perasaan. Jadi harus dilatih kemampuan berkomunikasi efektif, membaca bibir, bahasa isyarat atau gabungan keduanya. Orang tua harus ekpresif jika mengutarakan sesuatu agar anak bisa membaca apa yang dikatakan atau dimaksud orang lain. Gugah minatnya untuk menggunakan indera lainnya (lihat, dengar, cium, raba), sehingga mereka memiliki kemampuan menyampaikan dengan cara lain untuk menyampaikan sesuatu. Bagi anak tunarungu kondisi penerangan ruang perlu diperhatikan sebab mereka belajar hanya dari apa yang dapat dilihatnya saja.



Macam-Macam Model Pembelajaran

Examples Non Examples
Contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan kompetensi dasar.
Langkah-langkah:
1.   Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2.   Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3.   Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhati¬kan/menganalisa gambar
4.   Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
5.   Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6.   Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
7.   Kesimpulan   

Examples Non Examples
Contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan kompetensi dasar.
Langkah-langkah:
1.   Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2.   Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3.   Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhati¬kan/menganalisa gambar
4.   Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
5.   Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6.   Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
7.   Kesimpulan 

Numbered Heads Together: Kepala Bernomor (Spencer Kagan, 1992)
Langkah-langkah:
1.   Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2.   Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3.   Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4.   Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
5.   Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
6.   Kesimpulan   

Cooperative Script : Skrip Kooperatif (Danserau cs., 1985)
Metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah:
1.   Guru membagi siswa untuk berpasangan
2.   Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
3.   Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4.   Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar :
•   Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
•   Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
5.   Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
6.   Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
7.   Penutup    

Kepala Bernomor Struktur : Modifikasi dari Number Heads
 Langkah-langkah:
1.   Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2.   Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai
Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan
seterusnya.
3.   Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor
sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
4.   Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
5.   Kesimpulan    

Student Teams Achievement – Divisions (STAD) : Kooperatif Tim Siswa Kelompok Prestasi (Slavin, 1995)
Langkah-langkah:
1.   Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
2.   Guru menyajikan pelajaran
3.   Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat  menjelaskan pada  anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4.   Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
5.   Memberi evaluasi
6.   Kesimpulan    

Jigsaw : Kooperatif Model Tim Ahli (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, And Snapp, 1978)
Langkah-langkah:
1.   Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
2.   Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3.   Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4.   Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
5.   Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6.   Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7.   Guru memberi evaluasi
8.   Penutup     

Problem Based Indtroduction (PBI) : Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Langkah-Langkah:
1.   Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2.   Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3.   Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4.   Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
5.   Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

Artikulasi
Langkah-langkah:
1.   Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.   Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
3.   Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
4.   Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
5.   Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
6.   Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
7.   Kesimpulan/penutup    

Mind Mapping
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban
 Langkah-langkah:
1.   Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.   Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
3.   Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
4.   Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
5.   Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
6.   Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru   

Make a Match : Mencari Pasangan (Lorna Curran, 1994)
Langkah-langkah:
1.   Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2.   Setiap siswa mendapat satu buah kartu
3.   Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
4.   Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
5.   Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
6.   Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
7.   Demikian seterusnya
8.   Kesimpulan/penutup   

Think Pair and Share (Frank Lyman, 1985)
Langkah-langkah:
1.   Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2.   Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
3.   Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4.   Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
5.   Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa
6.   Guru memberi kesimpulan
7.   Penutup    

Debate
Langkah-langkah:
1.   Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra
2.   Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas
3.   Setelah selesai membaca materi, Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4.   Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide diharapkan.
5.   Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
6.   Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.   

Role Playing
 Langkah-langkah:
1.   Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2.   Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum KBM
3.   Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4.   Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
5.   Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
6.   Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan
7.   Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas penampilan masing-masing kelompok.
8.   Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9.   Guru memberikan kesimpulan secara umum
10.   Evaluasi
11.   Penutup

Group Investigation (Sharan, 1992)
Langkah-langkah:
1.   Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
2.   Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
3.   Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
4.   Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif  yang bersifat penemuan
5.   Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok
6.   Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
7.   Evaluasi
8.   Penutup

Talking Stick
 Langkah-langkah:
1.   Guru menyiapkan sebuah tongkat
2.   Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi.
3.   Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa menutup bukunya.
4.   Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
5.   Guru memberikan kesimpulan
6.   Evaluasi 
7.   Penutup

Bertukar Pasangan
Langkah-langkah:
1.   Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).
2.   Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
3.   Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
4.   Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.
5.   Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.

Snowball Throwing
Langkah-langkah:
1.   Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
2.   Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
3.   Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
4.   Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
5.   Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit
6.   Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
7.   Evaluasi
8.   Penutup

Student Facilitator and Explaining
 Siswa/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya
 Langkah-langkah:
1.   Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.   Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3.   Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan/peta konsep.
4.   Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.
5.   Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
6.   Penutup    

Course Review Horay
Langkah-langkah:
1.   Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.   Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3.   Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
4.   Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa
5.   Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salan diisi tanda silang (x)
6.   Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
7.   Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
8.   Penutup    

Demonstration
Khusus materi yang memerlukan peragaan atau percobaan.
Langkah-langkah:
1.   Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.   Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan
3.   Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan
4.   Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan.
5.   Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisanya.
6.   Tiap siswa mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa didemontrasikan.
7.   Guru membuat kesimpulan.

Mind Mapping
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban
 Langkah-langkah:
1.   Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.   Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
3.   Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
4.   Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
5.   Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
6.   Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru